Dia hanya seorang gadis remaja, menyayangi layaknya
bidadari dan memperlakukan layaknya malaikat. Tak ada yang dapat melihatnya,
yang terlihat hanyalah gadis cantik dengan segala kerendahan hati. Bagi mereka
yang mengenal gadis itu berpendapat "mudah saja bagi gadis itu untuk
mendapatkan apa yang dia inginkan". Tanpa mereka sadari, gadis itu
kesepian.
Dia mungkin memiliki paras yang cantik, teman yang banyak,
bahkan banyak yang suka padanya. Tapi, apa yang gadis itu rasakan? apa yang
orang tau tentang hatinya? Kesepian yang mendalam, di balik semua pemikiran
orang tentang dirinya ternyata tak ada satupun yang tau kepedihan gadis itu.
Hanya senyuman yang terlihat diwajah gadis itu, menutupi semua kepedihan
hatinya.
Semua dimulai ketika dia mengenal seseorang yang sangat dia
cintai. Baginya tak ada hal yang paling berharga selain bersama kekasihnya.
Gadis itu baru merasakan cinta yang telah membuatnya lupa bahwa tak ada cinta
yang abadi melainkan cinta kepada Allah. Maha suci Allah telah memberikan
perasaan kepada setiap insannya. Tiba saatnya ketika rasa sayang gadis itu
berubah menjadi keegoisan karena ingin memiliki. Apa gadis itu salah karena
terlalu egois dengan rasa sayangnya? Dia hanya tidak sadar memberikan seutuhnya
rasa cintanya kepada kekasihnya tanpa menyisahkan tempat sedikitpun untuk
Allah. Hari demi hari dia lalui dengan kegalauan hati, baginya ini hanya suatu
pembelajaran. Susah untuk melupakan. Menunggu dan berharap orang yang pernah
ada bersamanya akan datang dengan segala janji-janjinya. Paras yang cantik
dengan kelembutan hati mana ada yang tau apa yang ada didalam lubuk hatinya.
Ibarat berada didalam suatu kerumunan, gadis itu mungkin
merasa tak sendiri tapi hati dan jiwanya sendiri dalam penantian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar